Provinsi DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Informasi lengkap tentang Provinsi DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, termasuk daftar kota/kabupaten, kecamatan, dan kode pos.

5

Kota/Kabupaten

Lihat semua →

78

Kecamatan

438

Kelurahan/Desa

438

Kode Pos

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta: Pusat Budaya, Pendidikan, dan Wisata Indonesia

CariKodePos Redaksi
23 Juni 2025
Artikel

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi unik di Indonesia yang memiliki status keistimewaan berdasarkan sejarah panjang Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Dengan luas wilayah 3.185,80 km², DIY terdiri dari 1 kota dan 4 kabupaten yang menjadi destinasi utama wisata, pendidikan, dan pusat kebudayaan Jawa. Provinsi ini dikenal sebagai Kota Pelajar dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,11% pada triwulan I tahun 2025, melampaui rata-rata nasional.

Sejarah dan Keistimewaan DIY

Latar Belakang Historis

Keistimewaan DIY berawal dari Perjanjian Giyanti tahun 1755 yang membagi Kerajaan Mataram menjadi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta. Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1755, sedangkan Kadipaten Pakualaman didirikan tahun 1813 oleh Pangeran Notokusumo yang bergelar Adipati Paku Alam I.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII menyatakan kepada Presiden RI bahwa kedua wilayah tersebut bergabung menjadi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini dinyatakan dalam Piagam kedudukan tertanggal 19 Agustus 1945 dan kemudian diatur dalam berbagai undang-undang hingga UU Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY.

Status Konstitusional

Keistimewaan DIY dilindungi oleh konstitusi berdasarkan Pasal 18B ayat 1 UUD 1945 yang menyebutkan "Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa". Gubernur DIY harus dijabat oleh Sultan Keraton Yogyakarta dan Wakil Gubernur DIY adalah Adipati Pura Pakualam sesuai UU Nomor 13 Tahun 2012.

Kondisi Geografis dan Administratif

Letak dan Batas Wilayah

DIY terletak di bagian selatan Pulau Jawa pada koordinat 7°33′ – 8°12′ Lintang Selatan dan 110°00′ – 110°50′ Bujur Timur. Provinsi ini berbatasan dengan Kabupaten Magelang dan Klaten di utara, Kabupaten Klaten dan Wonogiri di timur, Samudera Hindia di selatan, dan Kabupaten Purworejo di barat.

Pembagian Administratif

DIY terdiri dari 5 daerah tingkat II yang meliputi 1 kota dan 4 kabupaten dengan total 78 kapanewon/kemantren dan 438 kalurahan/kelurahan. Berikut pembagian administratif lengkap berdasarkan data terbaru 2024:

Kabupaten/Kota

Ibu Kota

Luas Wilayah (km²)

Jumlah Penduduk 2024 (jiwa)

Kepadatan (jiwa/km²)

Jumlah Kecamatan

Jumlah Desa/Kelurahan

Kab. Bantul

Bantul

506.85

976573

1798

17

75

Kab. Gunungkidul

Wonosari

1477.39

776584

504

18

144

Kab. Kulon Progo

Wates

586.27

444516

803

12

88

Kab. Sleman

Sleman

574.82

1118353

1902

17

86

Kota Yogyakarta

Yogyakarta

32.5

415021

13340

14

45

Kota Yogyakarta memiliki kepadatan penduduk tertinggi mencapai 13.340 jiwa per km² meskipun memiliki luas terkecil. Kabupaten Gunungkidul memiliki luas terbesar 1.477,39 km² namun kepadatan terendah 504 jiwa per km². Sementara Kabupaten Sleman memiliki jumlah penduduk terbanyak dengan 1.118.353 jiwa.

Kode Pos Wilayah DIY

Sistem kode pos di DIY terorganisir berdasarkan wilayah administratif. Untuk Kota Yogyakarta, setiap kecamatan memiliki rentang kode pos spesifik seperti Gondokusuman (55221-55225), Kraton (55131-55133), dan Malioboro yang termasuk dalam kecamatan Gedongtengen (55271-55272).

Kondisi Demografi dan Sosial

Jumlah dan Sebaran Penduduk

Berdasarkan data 2024, total penduduk DIY mencapai 3.728.947 jiwa dengan komposisi 1.818.351 laki-laki dan 1.910.596 perempuan. Kota Yogyakarta memiliki 415.021 penduduk dengan proporsi 23,11% berpendidikan tinggi. Tingkat literasi dan akses pendidikan tinggi di DIY termasuk yang terbaik di Indonesia.

Karakteristik Pendidikan

DIY dikenal sebagai Kota Pelajar dengan puluhan perguruan tinggi berkualitas. Universitas Gadjah Mada (UGM) menempati peringkat teratas sebagai universitas terbaik di Yogyakarta dan Indonesia. Selain UGM, terdapat Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Islam Indonesia (UII), dan berbagai institusi pendidikan tinggi lainnya.

Struktur Ekonomi dan Keuangan

Kontribusi Sektor Ekonomi

Struktur ekonomi DIY tahun 2024 didominasi oleh sektor sekunder dan tersier, menggantikan dominasi sektor primer seperti pertanian. Lima sektor unggulan menyumbang 51,94% perekonomian DIY:

Sektor

Kontribusi (%)

Kategori

Industri Pengolahan

11.83

Sekunder

Penyediaan Akomodasi & Makan Minum

11.31

Tersier

Konstruksi

10.58

Sekunder

Informasi dan Komunikasi

9.67

Tersier

Jasa Pendidikan

8.55

Tersier

Pertanian

8.5

Primer

Industri pengolahan menjadi kontributor terbesar dengan 11,83%, diikuti penyediaan akomodasi dan makan minum 11,31%. Sektor ini mencerminkan transformasi ekonomi DIY dari basis pertanian menuju industri dan jasa.

Anggaran Daerah

APBD DIY tahun 2024 menunjukkan target pendapatan sebesar Rp6,32 triliun dan belanja Rp6,48 triliun, menghasilkan defisit Rp155 miliar yang dibiayai melalui penerimaan pembiayaan daerah:

Komponen

Nilai (Triliun Rp)

Kategori

Pendapatan Asli Daerah

2.35

Pendapatan

Pendapatan Transfer

3.54

Pendapatan

Lain-lain Pendapatan

0.008

Pendapatan

Belanja Operasi

3.8

Belanja

Belanja Modal

0.653

Belanja

Belanja Transfer

1.47

Belanja

Pendapatan transfer merupakan komponen terbesar dalam pendapatan daerah, mencerminkan ketergantungan DIY pada transfer dari pemerintah pusat. Belanja operasi mendominasi struktur belanja dengan alokasi Rp3,8 triliun.

Investasi dan Pertumbuhan

Realisasi investasi Kota Yogyakarta tahun 2024 mencapai Rp867,69 miliar atau 118,34% dari target. Investasi terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) 53% dan Penanaman Modal Asing (PMA) 47%. Sektor industri makanan, hotel dan restoran, serta jasa menjadi penyerap investasi terbesar.

Potensi Wisata dan Budaya

Destinasi Wisata Unggulan

DIY menawarkan beragam destinasi wisata yang memadukan sejarah, budaya, dan alam. Candi Prambanan sebagai kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia menjadi daya tarik utama dengan relief Ramayana yang memukau.

Warisan Budaya

Keraton Yogyakarta menjadi pusat kebudayaan Jawa yang masih aktif hingga kini. Kompleks istana ini menyimpan koleksi seni, gamelan pusaka, dan tradisi yang diwariskan turun-temurun. Terdapat 21 perangkat gamelan pusaka yang terbagi dalam Gangsa Pakurmatan dan Gangsa Ageng dengan fungsi berbeda dalam upacara adat.

Keindahan Alam

Gunung Merapi menjadi ikon alam DIY dengan aktivitas vulkanik yang menjadi daya tarik wisata. Garis imajiner yang menghubungkan Gunung Merapi, Keraton, dan Laut Selatan memiliki makna filosofis mendalam dalam kosmologi Jawa.

Pantai selatan DIY menawarkan keindahan alam yang memukau dengan garis pantai sepanjang wilayah Bantul, Gunungkidul, dan Kulon Progo. Destinasi seperti Pantai Parangtritis, Goa Pindul, dan HeHa Ocean View menjadi magnet wisatawan.

Sektor Pertanian dan Sumber Daya

Kontribusi Pertanian

Sektor pertanian DIY menyumbang sekitar 8,5% terhadap PDRB dengan fokus pada tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. Produksi padi tahun 2022 mencapai 580.685,98 ton yang menghasilkan beras 329.844,29 ton. Kabupaten Gunungkidul, Bantul, Kulon Progo, dan Sleman merupakan penghasil beras utama.

Meskipun kontribusi pertanian menurun dalam struktur ekonomi, sektor ini tetap penting untuk ketahanan pangan regional. Pada triwulan I 2023, pertanian sempat menjadi kontributor utama dengan pertumbuhan 40,27% saat masa panen raya.

Infrastruktur dan Konektivitas

DIY memiliki infrastruktur transportasi yang terintegrasi dengan pembangunan Kereta Api Bandara yang menghubungkan Stasiun Tugu Yogyakarta dengan Yogyakarta International Airport (YIA) sepanjang 40,23 km. Kereta bandara beroperasi 24 trip per hari dengan kapasitas 4.800 penumpang.

Konektivitas ini mendukung aksesibilitas wisatawan dan investor, terutama dalam mengembangkan Borobudur sebagai destinasi wisata prioritas. Integrasi antar moda transportasi menjadi kunci dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pariwisata DIY.

Daerah Istimewa Yogyakarta membuktikan diri sebagai provinsi yang berhasil menyeimbangkan pelestarian tradisi dengan modernisasi pembangunan. Keistimewaan yang dimiliki tidak hanya memberikan identitas unik, tetapi juga menjadi kekuatan dalam menghadapi tantangan pembangunan modern. Dengan dukungan infrastruktur yang terus berkembang, sumber daya manusia berkualitas, dan komitmen terhadap pelestarian budaya, DIY akan terus menjadi pusat peradaban Jawa yang memberikan kontribusi signifikan bagi Indonesia. Potensi ekonomi yang terus tumbuh, didukung sektor pariwisata dan pendidikan yang kuat, menjadikan DIY sebagai model pembangunan berkelanjutan yang menghormati nilai-nilai tradisional sambil merangkul inovasi masa depan. Bagi masyarakat dan pelaku usaha, DIY menawarkan peluang investasi yang menjanjikan sekaligus pengalaman budaya yang tak terlupakan.

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apa yang membuat Yogyakarta disebut daerah istimewa?
Yogyakarta disebut daerah istimewa karena status khusus yang diakui konstitusi berdasarkan sejarah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Gubernur DIY harus dijabat Sultan dan Wakil Gubernur dijabat Adipati Paku Alam sesuai UU No. 13 Tahun 2012.

2. Berapa jumlah kabupaten dan kota di DIY?
DIY terdiri dari 5 daerah tingkat II yaitu 1 kota (Kota Yogyakarta) dan 4 kabupaten (Bantul, Sleman, Gunungkidul, Kulon Progo) dengan total luas 3.185,80 km² dan populasi sekitar 3,7 juta jiwa.

3. Apa sektor ekonomi unggulan di DIY saat ini?
Sektor unggulan DIY adalah industri pengolahan (11,83%), penyediaan akomodasi dan makan minum (11,31%), konstruksi (10,58%), informasi dan komunikasi (9,67%), serta jasa pendidikan (8,55%) yang mendominasi perekonomian daerah.

4. Destinasi wisata apa saja yang wajib dikunjungi di DIY?

5. Bagaimana sistem kode pos di DIY?
Kode pos DIY terorganisir per wilayah: Kota Yogyakarta (551xx), Kabupaten Sleman (555xx), Kulon Progo (556xx), Bantul (557xx-558xx), dan Gunungkidul (558xx-559xx) dengan rincian spesifik per kecamatan dan kelurahan.

Pesan untuk Pembaca

Artikel ini disusun berdasarkan data terbaru untuk memberikan informasi komprehensif tentang Daerah Istimewa Yogyakarta. Kami mengundang pembaca untuk berbagi pengalaman, memberikan masukan, atau menambahkan informasi yang bermanfaat melalui kolom komentar. Jangan lupa bagikan artikel ini di media sosial untuk membantu lebih banyak orang mengenal keistimewaan dan pesona DIY. Apakah ada aspek lain tentang DIY yang ingin Anda ketahui lebih dalam? Sampaikan pertanyaan atau saran Anda untuk pengembangan konten selanjutnya.

Referensi

  • Wikipedia Indonesia - Daerah Istimewa Yogyakarta

  • Dinas Pendidikan dan Kebudayaan DIY - Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta

  • Badan Pusat Statistik DIY - Data Kependudukan dan Ekonomi

  • Pemerintah Daerah DIY - Informasi Keistimewaan dan Pemerintahan

  • Berbagai sumber resmi pemerintah dan institusi terkait